[Review] Mama

Mama_2012_poster

Mama (2013)

Date of watching: 8 February 2013
Cinema: Blok M Plaza 21
Duration: 100 minutes
Screenplay by: Neil Cross, Andres Muschietti, Barbara Muschietti
Music by: Fernando Velázquez
Casts: Jessica Chastain, Nikolaj Coster-Waldau, Megan Charpentier, Isabelle Nélisse
Directed by: Andres Muschietti

Intisari: Kakak beradik Victoria (Megan Charpentier) dan Lily (Isabelle Nélisse) terdampar di sebuah kabin di dalam hutan setelah suatu tragedi menimpa kedua orangtua mereka. Keduanya bertahan hidup berkat bantuan Mama (Javier Botet) sang penghuni rumah kabin tersebut. Lima tahun kemudian, sang paman, Lucas (Nikolaj Coster-Waldau), berhasil menemukan mereka dan membawa mereka pulang untuk diasuh bersama dengan kekasihnya, Annabel (Jessica Chastain). Namun tak lama kemudian serangkaian peristiwa aneh dan menyeramkan mulai mengganggu hidup mereka. Sanggupkah mereka mengusir gangguan tersebut selamanya?

Mama2

###

Begitu denger bahwa film pendek Mama garapan Andres Muschietti bakalan dibikin jadi film berdurasi lebih panjang, gue langsung penasaran. Gimana nggak penasaran coba? Guillermo del Toro sampe ikutan turun tangan jadi produser eksekutif film ini. Hmm, there must be something special in Mama. Oke, cuss gue langsung menuju ke bioskop terdekat dari kantor sambil berharap gue nggak tereak-tereak memalukan pas nonton.

Mama diawali dengan selubung misteri yang terasa pekat dan suram. Gue dibuat merinding di sekitar sepuluh menit pertama film ini. Baik suasana, kostum, properti pendukung, maupun musik latarnya bikin gue takut. Sementara sosok Mama belum terlihat, gue sudah lebih dulu menangkap citranya lewat atmosfer film yang menyeramkan.

Mama3

Film hantu-hantuan ala barat, walaupun jarang bikin gue takut, selalu bikin gue penasaran. Sementara Mama, lebih dari itu, berhasil menarik perhatian gue untuk terus mengikuti misterinya bermuara ke mana.

Sayangnya, rasa takut gue memudar seiring respek gue terhadap beberapa karakter (bahkan Mama sendiri) menurun. Rasa takut sekaligus penasaran yang berhasil dibangun di awal film menjadi surut saat kemunculan Mama terlalu sering (walaupun nggak terlalu implisit). Udah gitu, beberapa kali tokoh utama film ini melakukan hal bodoh yang bukannya menyelesaikan masalah malah membawa mereka makin dalam ke lingkaran setan. Terjebak dengan mudahnya. Tapi yah, memang begitu kan salah satu ciri film horor? Selalu ada karakter yang mati akibat kebodohannya sendiri.

Hal lain yang bikin gue kurang respek, meskipun berulang kali gue mencoba mengingat nama Del Toro sebagai penyemangat untuk nonton film ini sampe selesai, adalah kemunculan Mama yang lebih menyerupai sebuah creature daripada sesosok hantu. I mean, hantunya kan dulu pernah jadi manusia yang normal dengan sosok yang manusiawi pula. Tapi kenapa sisa-sisa kemanusiawiannya hilang sama sekali, selain perhatian dan kasih sayang ala seorang mama yang masih melekat pada arwahnya? Sayang sekali~

Terlepas dari kekurangan itu, gue mengakui bahwa Mama memang seram. Apalagi dari segi akting, gue sangat suka dengan penampilan aktris cilik Isabelle Nélisse. Pemeran Lily itu memang masih sangat muda, tapi penampilannya layak diperhitungkan. Tatapan matanya, caranya berjalan dan meronta-ronta membuat gue cukup takut. Masih ingat dengan film Omen? Kalau seandainya setan cilik bernama Damien itu berjenis kelamin perempuan, si Isabelelle ini cocok banget deh buat jadi pemerannya.

Mama memang kurang sukses menakuti gue. Jauh dari harapan gue yang udah lama kangen ditakut-takutin film horor. Meski begitu, bagi kebanyakan penonton lainnya, Mama berhasil menanamkan kesan penuh kasih sayang sekaligus sangat menakutkan.

Para penonton di samping kanan-kiri gue rata-rata jejeritan histeris saat Mama muncul atau berusaha menyerang korbannya. Musik latar film ini yang terdengar kuat dan mengagetkan ikut menyumbang kadar ketakutan penonton yang nggak bisa diremehkan.

Mama1

Film Review Mama

Quotes: A ghost is an emotion bent out of shape, condemned to repeat itself time and time again (Dr. Dreyfuss’ Secretary).

Trivia: Folder di laptop Dr. Dreyfuss yang berisi data-data penelitiannya tentang seluruh pasien diberi judul “Reasearch”. Hehehe, ternyata orang bule bisa typo juga ya 😀

Rating: Setengah horor

5 Comments

  1. +1 Mengapa menonton Jessica Chastain memecahkan misteri di siapa ada Mama, kalau itu tidak memperbaiki situasi ini? Rasa seolah-olah film hanya mengisi waktu sampai menakhiri.

    “Sinister” adalah film lebih menakutkan…

  2. pastinya ane nonton ini karena Jessica, ga mengecewakan sih,,ga se-awful JLaw di House at the end of the street ^^

    tapi emang sih paruh kedua nuansa horornye makin kedodoran apa karena ane aja yg emang ga mempan sama horor barat 🙂

  3. Tintaaaannn gw setuju bangettt sama tulisan loe ttg film mama.. Seremnya cuma awal sampai ketengah aja… Akhirnya sangat mengecewakan buat gw… Padahal ide ceritanya menurut gw bagus….

Leave a reply to Nugros C Cancel reply