[Review] 5cm.

13559127131078768555

5cm. (2012)
Date of watching: 18 December 2012
Cinema: Setiabudi One 21
Duration: 130 minutes
Screenplay by: Donny Dhirgantoro, Sunil Soraya, Hilman Mutasi
Starring by: Herjunot Ali, Raline Shah, Fedi Nuril, Pevita Pearce, Igor Saykoji, Denny Sumargo, Kenes Andari, Didi Petet, Tommy Adhitya
Directed by: Rizal Mantovani

Intisari: Lima sahabat, Zafran (Herjunot Ali), Riani (Raline Shah), Genta (Fedi Nuril), Arial (Denny Sumargo), dan Ian (Igor Saykoji) yang merasa jenuh dengan rutinitas nongkrong bareng mereka, memutuskan untuk tidak bertemu atau berkomunikasi dengan satu sama lain selama tiga bulan. Kealpaan itu ditebus dengan petualangan mereka ke sebuah tempat yang dirahasiakan oleh Genta. Ternyata mereka akan mendaki puncak Mahameru! Bersama Dinda (Pevita Pearce), adik Arial yang ditaksir oleh Zafran, mereka menjelajahi keindahan alam dan berusaha untuk mengungkapkan cinta, pada tanah air dan pada teman tersayang yang selama ini diam-diam dikagumi. Bagaimana akhir petualangan mereka?

13559128181623441951

###

Banyak yang memuji 5cm. sebagai salah satu film Indonesia terbaik yang diproduksi tahun ini. Ini dan fakta bahwa pemutaran regulernya pada 12 Desember lalu yang dihadiri ratusan ribu anak muda menjadi pendorong utama gue untuk menonton film adaptasi novel berjudul sama itu.

Film ini harus gue akui cukup bagus dan menghibur. Jarang-jarang gue nonton film Indonesia dan merasa terhibur dari bagian awal hingga (hampir) akhir film. Tapi itu disuguhkan oleh 5cm. dengan baik, dan tanpa terasa gue udah bertahan duduk di bioskop selama dua jam untuk nonton film ini. Bukan durasi yang singkat, namun bisa dimaklumi karena film ini memang luar biasa mempertontonkan pemandangan alam Mahameru dan sekitarnya lewat sinematografi yang indah.

Meskipun gue belum pernah membaca novelnya, film yang terinspirasi dari buah karya Donny Dhirgantoro ini cukup mudah dimengerti. Sampai kemudian gue memasuki zona awkward saat melihat tokoh-tokoh di film ini ngomong-sendiri-dengan-mata-menerawang-ala-ala-sinetron gitu.

I mean, gue juga ngerti pesona pemandangan alam yang indah sering kali bikin lo merasa betapa diri lo kecil banget dan kuasa serta ciptaan Tuhan itu luar biasa agung. Gue juga ngerti betapa kita bisa tiba-tiba terbawa suasana dan merasa romantis sekaligus bangga jadi bangsa Indonesia dengan kekayaan alamnya yang luar biasa. That’s very natural. And commonly happens.

Ya, tapi nggak gitu juga sih…. Adegan 5+1 sahabat itu saat berada di Puncak Mahameru dengan segala kekaguman yang diproklamirkan di hadapan pendaki lainnya terus terang bikin kuping dan mata gue gatel. Dialog-dialognya terlalu berbunga-bunga dan terus terang nggak pas aja dengan penokohan mereka yang sejak semula digambarkan cuek, asik, nyeni, dan gaul itu.

Apakah di novel bahasa para tokohnya sepuitis ini juga? Entahlah, gue belum baca. Yang jelas, untuk ukuran film, rasanya agak lebay menyaksikan ekspresi nasionalisme tiba-tiba sekelompok anak muda Jakarta yang gaul dengan bahasa puitis jayus gitu.

Satu lagi yang bikin gue geregetan di 5cm. adalah akhir ceritanya. Okelah, cinta nggak harus kesampean. Hati juga bisa dengan tiba-tiba berubah haluan. Walau bagi sebagian orang mungkin itu mengganggu, gue masih bisa memahami adegan-adegan yang menjelaskan itu. Dengan penggambaran yang casual dan kocak, gue masih menikmati minimnya interaksi dan percikan cinta-cintaan di film ini.

Yang nggak gue ngerti adalah konsep 5cm. yang ditaruh di akhir dan dijelaskan oleh Zafran, tokoh yang sekaligus jadi narator kisah persahabatan dalam film ini. Kalau memang 5cm. sepenting itu maknanya buat para sahabat atau diharapkan jadi benang emas yang menjelaskan pendakian mereka ke puncak tertinggi di Jawa dan perjuangan mereka (garap skripsi, nembak cewek, nyatain cinta ke sahabat sendiri, dll) ya udah seharusnya konsep ini dijelasin lebih awal. Setidaknya sedikit lebih awal. Sebelum mereka mendaki gunung kek. Atau pas mereka lagi beristirahat sejenak di Ranu Kumbolo gitu. Kan bisa diselipin di sela-sela dialog dengan latar dan suasana yang mendukung. Bukan menjelang ending dan lewat narasi Zafran (Herjunot Ali) yang ditingkahi musik dan kolase foto / adegan yang bercerita tentang tahun-tahun kehidupan setelah pendakian itu.

Terlepas dari ketidaknyamanan gue saat menonton bagian-bagian dari zona awkward tersebut, 5cm. menurut gue sukses mencuri hati penonton. Mungkin faktor novelnya yang dinobatkan sebagai best seller. Mungkin juga karena review tentang film ini yang kebanyakan positif. Kelebihan utama dari 5cm. sendiri selain sinematografinya, ada di lagu-lagu tema garapan Nidji yang enerjik dan berhasil mendukung suasana. Tata gambar yang cantik dan penokohan yang idealis juga jadi faktor lain yang bikin film ini enak dipandang.

Satu lagi, gue sangat suka dengan siapapun tim film ini yang menggarap set kamar Zafran yang keliatan sangat cozy dan keren banget itu. It’s a brilliant idea to put a giant blackboard there. Kalo set kamarnya emang dibikin seperti deskripsi di novelnya, well, gue harus bilang bahwa Donny Dhirgantoro punya imajinasi yang keren. Apalagi dia juga ikut ngegarap skrip filmnya kan, okelah hasilnya~

Untuk wardrobe juga gue nggak ngerasa ada masalah kecuali baju bercorak (kalo gue ga salah inget) bunga-bunga super norak yang dipake Dinda (Pevita Pearce) di adegan akhir pas dia ngobrol berdua sama Genta (Fedi Nuril). Itu baju ya… nggak bangeeettt!! Untung aja Pevita cantik, jadi ketolong deh gambarnya masih layak dipandang..

hehehehe~

135591348141943927

13559133221348900826

Trivia: Proses pengambilan gambar di kota Malang sempat membuat heboh karena banyak warga setempat yang menyadari kehadiran para bintang film 5cm. dan meminta foto bersama.

Quotes: Nggak ada cinta yang nggak diungkapkan, kecuali oleh orang yang terlalu mencintai dirinya sendiri. (Ian)

Rating: Sweet, sour, and tasty like Nano-Nano candy. Tapi nggak semua orang suka permen yang rame rasanya itu lho…

5 Comments

  1. kalo baca novelnya pasti ngerti ko kenapa mereka sepuitis itu di puncak gunung. 🙂 di film gak dimasukin semua cerita tentang persahabatan mereka, ngumpul2 nya mereka.jadi ya begitu emang terasa awkward klo di film

  2. Film ini sangat menghibur sekali mnurut saaya, sampe pngen kesampaian pngen punya shabat kyak meraka, adegan cintanya, ada drama lucunya, paling mengharukan diakhir criitaa itu, sampe gua ketagihan dan skrng ini lgi brusaha nyari kasih nya 😀
    Kenapa dinapakan 5cm? Diakhir crita loo aku nemuin jwabannya

  3. lm ini sangat menghibur sekali mnurut saaya, sampe pngen kesampaian pngen punya shabat kyak meraka, adegan cintanya, ada drama lucunya, paling mengharukan diakhir criitaa itu, sampe gua ketagihan dan skrng ini lgi brusaha nyari kaset ori nya 😀
    Kenapa dinamakan 5cm? Diakhir crita loo aku nemuin jwabannya

Leave a comment